Mengatasi Hambatan dalam Mengeksplorasi Karier Baru: Langkah untuk Pertumbuhan dan Perubahan
Mei 29, 2024Lelaki Turut Serta – Coffee Chat #4
September 12, 2024Selasa lalu (3/9), IBCWE (Indonesia Business Coalition for Women Empowerment) menghadiri dan turut serta menjadi pembicara panel di acara peluncuran laporan riset “Ekonomi Perawatan di Indonesia: Jalan Menuju Partisipasi Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Perempuan” di Soehanna Hall, Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut, Direktur Eksekutif IBCWE, Wita Krisanti, mengapresiasi laporan riset yang sangat komprehensif memotret kondisi ekosistem ekonomi pengasuhan di Indonesia dan berharap laporan ini dapat menjadi referensi untuk setiap aktor dan pemangku kepentingan dalam ekonomi pengasuhan.
Secara khusus, beliau juga memberikan paparan terkait pentingnya dukungan perusahaan untuk meningkatkan tingkat partisipasi perempuan di dunia kerja dan mendiskusikan panduan untuk perusahaan memberikan dukungan untuk pekerja perempuan, salah satunya melalui dukungan childcare atau pengasuhan anak.
Dampak rendahnya partisipasi perempuan di dunia kerja
Beliau menekankan bahwa rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam sebuah perusahaan dapat berdampak signifikan. Kurangnya representasi perempuan ikut menurunkan tingkat keberagaman sudut pandang dalam menganalisis tantangan binsis dan dalam jangka panjang turut menghambat proses inovasi bisnis.
“Keberagaman berpikir di dalam perusahaan yang berkurang menyebabkan perusahaan sulit untuk berinovasi”
Lebih lanjut, Wita menyampaikan bahwa upaya perusahaan meningkatkan partisipasi perempuan turut membuat semakin banyak perusahaan melirik isu ekonomi pengasuhan, salah satunya lewat dukungan kepada pekerjanya dalam menjalankan childcare atau pengasuhan. Namun, masih banyak perusahaan yang belum mengetahui bagaimana memulainya.
Langkah membantu perusahaan untuk memberikan dukungan pengasuhan anak
IBCWE turut berpartisipasi dalam mendorong semakin banyak perusahaan untuk menyediakan dukungan. Salah satunya adalah lewat Panduan Dukungan Pengasuhan Anak Bagi Pemberi Kerja yang merupakan hasil kolaborasi IBCWE dengan Investing in Women dan Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera). Di dalam panduan tersebut, IBCWE dan Prospera menawarkan beberapa opsi dukungan pengasuhan anak berdasarkan kemampuan dan kesiapan setiap perusahaan serta kebutuhan setiap pekerja yang berbeda-beda bergantung pada sektor dan lokasi perusahaan.
“Tantangannya (perusahaan dalam memberikan dukungan) sendiri berbeda-beda. Karena antara sektor institusi keuangan atau kantor yang ada berlokasi di SCBD beda tantangannya dengan sektor-sektor yang terisolasi seperti pertambangan, manufacturing maupun plantation. Untuk itu penting sekali ada needs assessment yang harus dilakukan oleh perusahaan.”
Wita menambahkan juga bahwa dukungan untuk layanan childcare juga perlu menyesuaikan kebutuhan spesifik dari setiap pekerja.
“Misalnya, tidak memerlukan on-site care karena perlu commuting dari rumah ke tempat kerja tempat kerja. [Sementara itu] fasilitas transportasi umum yang belum tentu memadai untuk membawa seorang anak.”
Selain dukungan tempat, Direktur Eksekutif IBCWE juga membahas kualitas layanan yang perlu disepakati bersama baik di sisi perusahaan dan pemberi layanan pengasuhan anak. Hal ini penting untuk memastikan bahwa dukungan perusahaan benar-benar bermakna untuk para pekerja yang membutuhkan.
Di akhir paparannya, Direktur Eksekutif IBCWE berharap diskusi terkait aturan dan standar pelaksanaan layanan pengasuhan anak (childcare) semakin sering dilakukan agar semakin banyak perusahaan dapat memberikan dukungan serupa untuk meningkatkan angka partisipasi perempuan di dunia kerja.