Pemimpin Perempuan di FWD Insurance Saling Mendukung Untuk Membangun Budaya Organisasi yang Menghargai Keberagaman dan Inklusi
Desember 24, 2023Perlu Satu Abad Lagi untuk Capai Kesetaraan Gender
Desember 24, 2023Pendapat Perempuan di Asia Tenggara & Pasifik
IJIN KELUARGA TANTANGAN TERKECIL, TANTANGAN TERBESAR…?
Perempuan di kawasan manakah yang memiliki minat tinggi untuk memilih bekerja?
International Labour Organization (ILO) merilis laporan berdasarkan kalkulasi Gallup World Poll 2016. Gallup mengklaim berdasarkan sampel survei dari sejumlah 70.561 observasi mewakili survei atas respon perempuan di 142 negara. Laporan bertajuk World Employment Social Outlook ini mencoba membaca tren di kalangan perempuan di tahun 2017.
Hasil studi menunjukkan, lima kawasan dengan presentase terbesar jumlah perempuan yang memiliki keinginan untuk bekerja adalah: Sub Sahara Afrika 85,4%; Eropa Utara, Selatan dan Barat 84,8%; Asia Tenggara dan Pasifik 81,2%; dua kawasan Asia lainnya yaitu Asia Tengah dan Barat serta wilayah Asia Timur sama-sama meraih 79,8%; dan Amerika Utara 79,1%.
Survei kemudian memfokuskan hal-hal yang dinilai sebagai tantangan bagi perempuan yang memilih bekerja, yaitu: kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, ijin dari anggota keluarga, pelecehan/diskriminasi, keseimbangan karir dan keluarga, gaji yang kurang memadai, ketidaksetaraan penghasilan. Khusus di Asia Tenggara dan Pasifik, para perempuan yang memilih untuk bekerja menilai tantangan terbesar di dunia kerja adalah keseimbangan karir dan bekerja (26,6%). Sementara tidak mendapat ijin dari anggota keluarga dinilai sebagai tantangan terkecil dengan perolehan 1,2%. Tidak hanya di Asia Tenggara dan Pasifik, seluruh hasil survei di meliputi sejumlah kawasan dunia mengamini bahwa keseimbangan karir dan keluarga adalah tantangan terbesar bagi perempuan yang memilih bekerja.
Studi ini juga menunjukkan bahwa lebih dari 70% perempuan di seluruh kawasan, kecuali Asia Selatan, menyatakan ingin menjalani pekerjaan berbayar. Namun data jumlah perempuan yang terjun di dunia kerja secara global menunjukkan angka partisipasi perempuan tidak mencapai 50%. Hal ini membuktikan bahwa sejumlah tantangan memang telah membuat banyak perempuan mengalami pembatasan kapasitas sekaligus tidak memiliki kebebasan untuk memilih terjun ke dunia kerja, dan tantangan terbesar adalah keseimbangan karir dan keluarga.
Sumber : ILO World Employment Social Outlook