Apakah Karier Tinggi Perempuan Mengganggu Pernikahannya? Tidak, jika suaminya adalah #LelakiTurutSerta!
April 4, 2024Panduan Dukungan Pengasuhan Anak dari Pemberi Kerja
Mei 17, 2024Kekerasan seksual merupakan masalah serius yang harus diatasi dalam masyarakat kita. Namun, upaya pencegahan sering kali terfokus pada pelindungan anak perempuan saja, bukan mengedukasi anak-laki-laki.
Sejak dini, anak perempuan diajarkan aturan-aturan untuk melindungi diri mereka di ruang publik. Mereka diajarkan untuk tidak keluar sendirian, memperhatikan pakaian, dan menghindari situasi yang berpotensi berbahaya. Namun, meskipun telah menerapkan semua langkah pencegahan dengan benar, perempuan tetap rentan menjadi korban kekerasan seksual. Statistik menunjukkan bahwa perempuan memiliki risiko mengalami pelecehan di ruang publik 13 kali lebih besar daripada laki-laki. Korban pelecehan tersebut hampir semuanya menggunakan pakaian tertutup dan/atau berhijab.1
Data di atas menegaskan bahwa pencegahan dengan melindungi anak perempuan saja tidak cukup untuk mengatasi masalah kekerasan seksual. Oleh karena itu, edukasi anak laki-laki tentang pentingnya menghormati dan melindungi sesama harus menjadi prioritas.
Selain mengedukasi kesehatan reproduksi, berikut adalah enam panduan bagi orang tua dalam mendidik anak laki-laki mereka menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi kekerasan seksual:
- Mulai Sejak Dini: Pendidikan pencegahan kekerasan seksual harus dimulai sejak anak laki-laki usia dini (usia 5 tahun ke bawah). Dorong mereka untuk saling menghormati dan menghargai sesama melalui tindakan dan kata-kata.
- Ajarkan Kesetaraan: Hindari memberlakukan peran gender tradisional atau stereotip pada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Biarkan anak laki-laki menjadi empati dan sensitif tanpa memberikan pesan bahwa laki-laki harus kuat dan tangguh.
- Bahas Tentang Persetujuan: Ketika anak berusia 5-12 tahun, mulailah berbicara tentang konsep persetujuan. Jelaskan apa itu persetujuan, bagaimana cara meminta persetujuan, dan pentingnya menghormati persetujuan orang lain.
- Ajarkan Berpikir Kritis tentang Kekerasan Seksual: Latih anak untuk berpikir kritis terhadap topik-topik yang berkaitan dengan kekerasan seksual. Ajukan pertanyaan kritis tentang komentar atau lelucon seksis dan diskusikan dampak negatifnya serta cara merespons dengan bijaksana.
- Diskusikan Tentang Pornografi: Saat anak mendekati masa remaja, mereka mungkin menjadi penasaran tentang pornografi. Jelaskan bahwa rasa ingin tahu seksual adalah hal yang normal, tetapi berikan pemahaman tentang dampak negatif dari pornografi, seperti berpotensi memunculkan perilaku tidak pantas.
- Diskusikan Tentang Intimasi: Bicarakan tentang hubungan intim dan seksualitas yang sehat seiring dengan perkembangan anak menjadi remaja. Jelaskan pentingnya komunikasi yang jujur dan saling menghormati dalam hubungan yang sehat.
Mengajarkan anak laki-laki untuk menghargai dan melindungi sesama adalah tugas penting yang bukan hanya menjadi tanggung jawab individu atau keluarga, tapi juga tanggung jawab sosial. Mulai edukasi anak laki-laki bahwa nilai diri tidak hanya terletak pada kemampuan untuk melindungi atau menguasai, melainkan juga pada kemampuan untuk membangun hubungan yang baik, berkomunikasi dengan empati, menciptakan komunitas yang inklusif, dan memberikan kontribusi positif.
Selain itu, perlu juga mengedukasi anak laki-laki bahwa kebutuhan mereka terletak pada menciptakan kehidupan yang bermakna. Dengan melibatkan mereka dalam upaya pencegahan kekerasan seksual, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan adil bagi semua orang.
Referensi:
1 Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik di tahun 2018 selama 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP) yang diinisiasi oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) dan difasilitasi oleh Change.org Indonesia.
2 Teaching our sons to prevent sexual abuse. (n.d.). Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/protecting-children-sexual-abuse/202106/teaching-our-sons-prevent-sexual-abuse