Siapakah CEO perempuan pertama di dunia?
Desember 24, 2023RUU KIA Dinilai Menurunkan Daya Saing Perempuan di Dunia Kerja
Desember 24, 2023Photo by istockphoto.com
Peluang perempuan semakin tinggi untuk menduduki posisi tertinggi dalam perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil studi Sensus Perempuan dalam Jabatan Eksekutif di 200 Perusahaan (Top 200) BEI.
Studi ini dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) dan BOI Research sebagai langkah awal untuk memahami lebih dalam mengenai situasi kepemimpinan perempuan di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia pada tahun 2019-2022.
Di 200 perusahaan top BEI, para perempuan di posisi eksekutif relatif berada di posisi wakil presiden direktur sebesar 20 persen atau posisi marketing dan sales sebanyak 19 persen meskipun terjadi penurunan posisi marketing dan sales sebesar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 2020. Lihat tabel di bawah ini:
Posisi wakil presiden direktur biasanya merupakan posisi satu tingkat menuju direktur utama, ini adalah berita menggembirakan bagi para pemimpin perempuan di 200 perusahaan top BEI. Ada kemungkinan besar bahwa ini akan meningkatkan peluang perempuan untuk menjadi CEO di tahun-tahun mendatang
Kabar baik berikutnya, beberapa sektor sudah mulai menunjukkan performa baik dalam hal keterwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan, yaitu pada sektor consumer non-primer dan kesehatan. Hal ini terdapat dalam hasil studi Sensus Perempuan dalam Jabatan Eksekutif di 200 Perusahaan (Top 200) BEI. Kedua sektor tersebut menjadi ‘sektor juara’ yang hampir meraih keseimbangan gender di top 200 perusahaan terindeks BEI.
Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Maya Juwita menjelaskan, terdapat tiga sektor industri dengan keterwakilan perempuan sebagai eksekutif perusahaan tertinggi yakni, di sektor barang konsumer non-primer sebesar 29 persen, sektor kesehatan sebesar 27 persen, diikuti oleh sektor teknologi sebesar 23 persen.
Lebih lanjut, sektor infrastruktur, transportasi dan logistik, dan basic materials di top 200 perusahaan BEI masih perlu meningkatkan lagi diversitas gender mereka di level direksi. Di tahun 2021, hanya terdapat 1 perempuan dari 10 eksekutif di tiga industri tersebut.
Perwakilan perempuan dalam posisi eksekutif berdasarkan industri:
Secara keseluruhan, hasil riset menunjukkan, hanya sekitar 4 persen perempuan yang menjadi pemimpin di perusahaan yang termasuk dalam IDX200.
“Hanya delapan perusahaan yang memiliki CEO seorang perempuan. Sementara itu, dalam periode yang sama, karyawan perempuan mengambil peran sebagai tim eksekutif atau excecutive leadership team tercatat sebesar 15 persen dari keseluruhan perusahaan tersebut. Sebanyak 21 persen dari total perusahaan telah mencapai kesetaraan gender dalam susunan eksekutif. Di sisi lain, tercatat 94 dari 200 perusahaan IDX200 tidak memiliki perempuan yang berperan sebagai tim eksekutif,” papar Maya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri BUMN, Erick Thohir juga mengangkat komitmen kementeriannya dalam implementasi kesetaraan gender dengan antara lain memberikan rasa aman, nyaman, serta membuka kesempatan luas bagi perempuan di BUMN. Termasuk juga dalam upaya tersebut adalah menciptakan lingkungan kerja yang bebas diskriminasi dan kekerasan berbasis gender, menerapkan kesetaraan hak dan kesempatan mengembangkan karir.
Erick Thohir menegaskan, “Komitmen kami di BUMN tercermin dari beberapa kebijakan affirmative action, salah satunya dengan membuat target 15 persen kepemimpinan perempuan di BUMN pada tahun 2021. Alhamdulillah target ini sudah tercapai. Ke depannya, kami meningkatkan target 25 persen kepemimpinan perempuan pada tahun 2023. Tujuannya adalah untuk memberikan spotlight pada para profesional perempuan di BUMN dengan kinerja yang cemerlang.”
7 Juni 2022
Fellicca P. Madiadipura