Persaingan dalam Melamar Pekerjaan Membuat Perempuan Memiliki Banyak Pertimbangan
Desember 24, 2023Becoming A Leader 101
Desember 24, 2023Berdasarkan riset Hive(1), baik perempuan maupun laki-laki menyelesaikan sekitar 66 persen pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Namun, perempuan ditugaskan 10 persen lebih banyak pekerjaan daripada laki-laki, meskipun mereka mengobrol 20 persen lebih banyak daripada laki-laki dan bekerja lebih sedikit saat akhir pekan.
Sebanyak 4,07 persen responden laki-laki menjawab bahwa mereka bekerja saat akhir pekan, sedangkan hanya terdapat 3,59 persen responden perempuan yang bekerja saat akhir pekan.
Bahwa perempuan mencapai tingkat penyelesaian yang sama dengan laki-laki diikuti faktor lainnya, mengindikasi perempuan menggunakan waktunya lebih efisien dan bekerja dengan lebih efektif.
Sayangnya, beban yang ditugaskan tersebut bukan tugas yang dapat membantu perempuan untuk bisa dipromosikan. Tugas tersebut hanya bermanfaat bagi organisasi, tetapi tidak berkontribusi pada kemajuan karir.
Studi dari Global Institute for Women’s Leadership menyebutkan bahwa faktor kecerdasan pun dianggap merupakan salah satu hal yang paling penting bagi perempuan untuk meraih sukses. Sebanyak 37 persen responden menyebutkan bahwa perempuan harus bekerja keras untuk bisa sukses, sedangkan hanya 29 persen responden yang menyebutkan laki-laki butuh kerja keras untuk sukses(2).
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Lee Hecht Harrison(3) yang menyatakan bahwa,
- 60 persen perempuan mengatakan mereka selalu bekerja keras, dibandingkan dengan 45 persen laki-laki yang mengatakan hal yang sama.
- 28 persen perempuan mengatakan bahwa mereka selalu memberikan yang terbaik untuk mengesankan, dibandingkan dengan hanya 19 persen laki-laki.
- 15 persen perempuan telah menghadiri kursus atau belajar untuk meningkatkan kredensial mereka, dibandingkan dengan 9 persen laki-laki.
Terlepas dari upaya ekstra ini, perempuan masih kalah jumlah secara signifikan dalam tim kepemimpinan senior dari perusahaan-perusahaan top Inggris; mereka hanya memegang 29 persen dari posisi dewan Financial Times Stock Exchange Group(4).
Hal tersebut terjadi karena sikap dan keyakinan perempuan itu sendiri yang menganggap bahwa mereka harus bekerja lebih keras, merasa belum mampu atau belum pantas untuk mengajukan promosi jabatan meskipun memiliki pekerjaan yang sama, memikul beban yang sama di rumah dan memiliki pendidikan serta keterampilan yang sama dengan laki-laki.
Mungkin bagi beberapa perempuan, bekerja lebih keras berarti belajar lebih banyak, melakukan pekerjaan lebih baik dan tumbuh lebih cepat. Namun yang biasa luput dari perhatian adalah apresiasi yang didapatkan apakah sesuai atau tidak dengan kerja keras tersebut.
Dalam sebuah wawancara mengenai penelitian ‘We (Have to) Try Harder: Gender and Required Work Effort in Britain and the United States’(5), Sosiolog Elizabeth Gorman mengatakan, “Inilah yang dihadapi perempuan. Mereka merasa harus membuktikan diri. [Dan] Kami tidak ingin atasan mengeksploitasi pekerja perempuan karena mereka tahu perempuan memaksakan standar yang lebih tinggi pada diri mereka sendiri dan akan bekerja lebih keras.
Padahal, selain bekerja dengan baik – bukan bekerja dengan keras – banyak faktor lain yang dapat mempercepat karier perempuan.
“Ketika perempuan mencapai batas di tempat kerja, banyak yang cenderung berpikir hanya bekerja lebih keras dan menjadi lebih baik dalam pekerjaan mereka akan mendorong mereka ke tingkat berikutnya. Namun, dalam penelitian kami, kami menemukan perempuan paling sukses memiliki atribut tambahan yang mempercepat karier mereka,” ucap Lee Hecht Harrison Penna dalam sebuah wawancara.
Terdapat lima perilaku yang dapat diadopsi oleh pemimpin untuk membantu perempuan menaiki tangga karier mereka.
- Berikan pelatihan dan umpan balik yang membangun ketajaman bisnis,
- Mendukung fleksibilitas untuk mengatur jadwal kerja atau lokasi kerja,
- Memberikan akses yang sama ke proyek-proyek yang terkait dengan tujuan bisnis strategis,
- Berikan eksposur dan profil perempuan kepada para pemimpin senior dan pengambil keputusan, dan
- Rekrut dan promosikan dari beragam kandidat.
Perusahaan juga harus memperhitungkan kerja keras perempuan saat mempertimbangkan siapa yang akan dipromosikan dan diberi penghargaan. Buatlah standar kinerja pekerjaan yang lebih transparan dan bertanggung jawab atas evaluasi mereka.
Terdapat beberapa kisah dari pemimpin perempuan yang dapat didiskusikan sesuai topik ini dalam link berikut
7 Juli 2021
Tiara Tri Hapsari
Sumber:
Photo by Karolina Grabowska from Pexels
https://hive.com/state-of-the-workplace/gender-2018/
https://www.hrmagazine.co.uk/content/news/women-work-harder-but-progress-less-at-work
www.lhh.com/lhhpenna/en/about-us/press-room/2019/women-in-leadership-research-study-2019
www.gov.uk/government/news/record-number-of-women-on-ftse-100-boards
https://www.reliableplant.com/Read/9307/study-women-say-y-need-to-work-harder-than-men