Acara Women Take Over : Leading In A Day
Desember 24, 2023Mengakui Manfaat Keragaman Gender di Tempat Kerja: Laba, Produktivitas dan Kreativitas yang Lebih Tinggi
Desember 24, 2023Australia menjadi satu-satunya negara di dunia yang membentuk badan untuk melacak kesetaraan gender di tempat kerja (Workplace Gender Equality – WGE) di sektor swasta, yang dilakukan oleh Workplace Gender Equality Agency (WGEA), yang merupakan badan hukum Pemerintah Australia. Agensi ini bertugas mempromosikan dan meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja Australia dan bekerja secara kolaboratif dengan pelaku bisnis yang memberikan saran, alat praktis, dan pendidikan, untuk membantu meningkatkan kinerja gender mereka
IBCWE berkolaborasi dengan Investing In Women (IW) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pada Rabu, 5 Februari 2020 di Ayana MidPlaza Hotel Jakarta, dengan mengambil tema: “Tracking Workplace Gender Equality”. Tampil sebagai pembicara utama adalah Ms. Libby Lyons, Direktur WGEA.
Dalam presentasinya, Ms Libby Lyons memaparkan Workplace Gender Equality Act tahun 2012 dan pengalamannya selama enam tahun dalam melacak praktik kesetaraan gender di tempat kerja di sektor swasta di Australia, serta bagaimana data mendorong perubahan di Australia. Hasil riset menunjukkan terjadi peningkatan kinerja perusahaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Australia.
Menurut Ms Libby, dalam dua tahun terakhir, isu kesetaraan gender memegang peranan penting dan semakin berkembang, serta mampu menjadi isu global. Dalam pandangan pemerintah dan pelaku bisnis, kesetaraan gender mendapat perhatian lebih, yang salah satunya fokus pada masalah kesenjangan upah gender. Sangat penting untuk memahami perbedaan antara the equal pay dan the gender pay gap. Dalam equal pay, perempuan dan laki-laki berperan sama atau melakukan pekerjaan berbeda, tetapi mendapat upah yang sama. Sedangkan gender pay gap lebih mengukur adanya perbedaan upah yang diterima karyawan perempuan dan laki-laki, yang disebabkan berbagai faktor sosial ekonomi untuk mengurangi kapasitas dan kemampuan perempuan. Ms Libby menegaskan, upaya mengoreksi kesenjangan upah adalah tiga kali lebih efektif jika hasilnya dilaporkan ke eksekutif atau manajemen pemegang kekuasaan.
FGD juga melakukan sosialisasi mengenai Gender Equality Assessment Result and Strategies (GEARS) yang segera diterapkan di tiga perusahaan Indonesia tahun ini, yaitu Telkomtelstra, PT Bank BTPN Tbk, dan Bursa Efek Indonesia. GEARS adalah alat diagnostik kesetaraan gender yang membantu organisasi menganalisis status kesetaraan gender, menunjukkan kesenjangan kesetaraan gender dalam organisasi, dan membantu pengembangan strategi untuk mengatasi ketidaksetaraan. Selain Indonesia, GEARS juga akan diujicobakan di tiga negara layanan IW lainnya, yaitu Filipina, Vietnam dan Myanmar.
Direktur Eksekutif IBCWE, Maya Juwita menilai, metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Australia bisa diadaptasi dan dilakukan di Indonesia melalui mekanisme Laporan Berkelanjutan (sustainability report). Terkait Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, dengan pelaporan Rencana Aksi Nasional SDGs (Sustainable Development Goals) khususnya Non-Pemerintah, dimana goals nomor 5 mengenai kesetaraan gender juga menjadi bagian yang dilaporkan, metode pengumpulan data yang dlakukan Australia, menjadi acuan pelaporan di Indonesia.
Berbeda dengan sertifikasi EDGE, alat ini berfungsi sebagai assessment dan tidak menyediakan sertifikasi. Namun, hasil assessment ini diharapkan bisa menjadi langkah awal bagi perusahaan, organisasi, dan instansi di Indonesia untuk melakukan transformasi kebijakan yang memiliki prespektif gender.
GEARS dibedakan ke dalam 3 tahap. Tahap pertama, GEARS level 1 dilakukan bersamaan antara IBCWE dengan tim HR perusahaan, memakan waktu kurang lebih 30 hari karena pengumpulan bukti memakan waktu kerja sampai 30 hari. Tahap kedua, GEARS level 2 yang akan melibatkan persepsi karyawan. Bukan hanya perusahaan mengumpulkan data, tetapi perusahan juga ingin tahu persepsi karyawan seperti apa dengan kesetaraan gender yang sudah ada di perusahaan. Level ini akan memakan waktu selama 60-90 hari kerja.
Tahap ketiga adalah sertifikasi EDGE yang sudah dilakukan oleh 8 perusahaan di Indonesia. GEARS berguna untuk menyiapkan perusahaan untuk bisa melakukan sertifikasi. Mengingat waktu assessment cukup lama, IBCWE memiliki target, agar perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa langsung berada di level 2 atau level 3 dan melompati level 1, untuk menunjukkan posisi Indonesia di dunia internasional.
Selain dihadiri pelaku bisnis, FGD juga dihadiri oleh pemerintah yang diwakili dari Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kementerian Keuangan. Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Ghafur Dharmaputra, menekankan kesetaraan gender dimulai dari saling mendukung dan berbagi peran, beban, serta tugas, dengan kewajiban yang setara antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terkait erat dengan peningkatan ketahanan keluarga. Ghafur juga akan terus mendorong pengesahan RUU Kesetaraan Gender.
Senada dengan Ghafur, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan, Sumiyati, menegaskan, Kementerian Keuangan memiliki komitmen tinggi membangun kesetaraan gender di Indonesia. Komitmen dituangkan di dalam rencana strategis Kementerian Keuangan, dan segera dituangkan di dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang penganggaran, yang mewajibkan Kementerian/Lembaga untuk menyiapkan anggaran yang responses gender. Kementerian Keuangan juga akan terus mengawal program kesetaraan gender di Indonesia, serta mendorong semua Kementerian/Lembaga untuk menerapkan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG).
Assessment kesetaraan gender menjadi langkah konkrit sebuah perusahaan yang ingin menunjukkan bagaimana suatu perusahaan telah menjadi bagian dari Generasi Kesetaraan yang menyadari hak-hak perempuan. Hasil assessment akan menjadi dasar penentuan peta jalan yang mengarahkan perusahaan pada kondisi kerja berbasis kesetaraan gender. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi perempuan.