Global Gender Gap Report 2020 : Butuh 99 Tahun Lebih Untuk Mencapai Kesetaraan Gender!
Desember 24, 2023Survei Investing in Women: Karyawan Penghasilan Rendah Terbesar Alami Pemotongan Gaji Selama Pandemi
Desember 24, 2023Pandemi Coronavirus (COVID-19) dimulai pada awal tahun 2020 dan berdampak secara global. Karena tidak ada vaksin – jarak fisik dan praktik kebersihan adalah satu-satunya tindakan yang memperlambat penyebaran virus ini. Pada 3 Mei 2020, Indonesia memiliki 11.192 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan tingkat kematian 8%, lebih tinggi dari tingkat rata-rata internasional sebesar 7%.
Pada pertengahan Maret 2020, semua sekolah dan universitas memulai pembelajaran jarak jauh dari rumah, dan beberapa perusahaan mulai menggunakan praktik kerja dari rumah. Pada April lalu, Presiden Jokowi merilis Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Batasan Sosial Skala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Virus Corona 2019 (Covid-19). PSBB dirancang dengan pertimbangan epidemiologi, besarnya ancaman, efektivitas, dukungan sumber daya, operasional, teknis, ekonomi, sosial, budaya, dan pertimbangan keamanan.
Riset eksplorasi ini mempertimbangkan kemungkinan dampak gender COVID-19 sepanjang peraturan pemerintah tentang PSBB dengan menerapkan bekerja dan belajar dari rumah. Penutupan sekolah memperburuk pekerjaan perempuan yang tidak dibayar, sebagai pengasuh utama untuk anak-anak, dan memberikan dampak yang tidak proporsional pada ibu yang bekerja (Prospera, 2020)
Masalah ini sangat parah bagi rumah tangga dengan orang tua tunggal yang mungkin tidak memiliki pendapatan sama sekali jika ibu, pencari nafkah tunggal, terpaksa berhenti bekerja untuk mengasuh anak (Alon, 2020).
Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) melaksanakan survei penelitian untuk mendeskripsikan tanggung jawab domestik pekerja laki-laki dan perempuan selama bekerja di rumah di Indonesia, khususnya di perkotaan dan bagaimana dampaknya terhadap efektivitas bekerja dari rumah.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner online dengan metode kuantitatif dan analisis deskriptif. Hasilnya, kami mendapat 89% (446) tingkat respons dari target (500/100%).
Secara keseluruhan, pekerja perempuan memiliki frekuensi yang lebih tinggi dalam melaksanakan tanggung jawab rumah tangga mereka daripada pekerja laki-laki saat bekerja dari rumah, karena pekerja laki-laki cenderung melibatkan pasangannya dalam melaksanakan tanggung jawab rumah tangga mereka daripada dengan diri mereka sendiri. Data menunjukkan bahwa tanggung jawab rumah tangga bagi pekerja perempuan dan laki-laki mempengaruhi efektivitas praktik bekerja dari rumah, terutama bagi mereka yang tinggal bersama tanggungan.