Lima Lapisan Ketidaksetaraan Gender dan Contohnya di Tempat Kerja
Desember 24, 2023Women in STEM 2023: Mengalami Kemajuan atau Kemunduran?
Desember 24, 2023Foto oleh Ivan Samkov
Diversity
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keragaman adalah perihal beragam-ragam; berjenis-jenis; perihal ragam; perihal jenis. Keragaman mengacu pada ‘apa’, berfokus pada representasi tenaga kerja yang terdiri dari jenis kelamin, usia, latar belakang budaya, geografi, agama, serta kemampuan dan disabilitas fisik yang berbeda-beda.
Inclusion
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inkusi adalah termasuk; terhitung. Inklusi mengaju pada ‘bagaimana’ menciptakan lingkungan di mana semua tenaga kerja merasa diterima dan dihargai atas dirinya, keterampilannya, dan pengalamannya, serta memberikan mereka akses dan peluang yang setara untuk berpartisipasi dan berkembang.
Menurut pepatah Verna Myres, Diversity is being invited to the party. Inclusion is being asked to dance, keragaman dapat dianalogikan seperti diundang pergi ke pesta, sementara inklusi seperti diajak untuk berdansa.
Dalam praktiknya, merangkul keragaman dan menjadi inklusif memang cukup sulit. Maka dari itu, demi membuat kemajuan nyata, setiap individu – dan budaya organisasi yang mereka tempati – harus berubah. Terdapat empat tindakan yang dapat membantu menciptakan budaya keragaman dan inklusi, yaitu:
Bangun kepercayaan
Hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah membangun kepercayaan dengan menciptakan lingkungan di mana seseorang merasa aman untuk mengekspresikan diri secara bebas. Bagi pemimpin, dapat dimulai dengan memberikan kesempatan untuk memulai percakapan yang welas asih dan memberikan ruang bagi para pekerja untuk membicarakan pengalaman mereka.
Secara aktif bekerja menantang diskriminasi
Tindakan yang dapat dilakukan berikutnya adalah menanggapi tindakan-tindakan yang mengacu pada ketidakadilan di tempat kerja, seperti diskriminasi yang menghambat kemampuan pekerja untuk berkembang. Pemimpin memiliki peran penting dalam menantang diskriminasi di tempat kerja. Perubahan seperti ini sebaiknya dilakukan secara top-down, sehingga tidak terjadi kebinungan, mampu mengurangi risiko, dan menjaga komitmen berada pada tim yang lebih besar.
Langkah pertama bagi para pemimpin adalah mempelajari tentang bagaimana sistem dan kebijakan di perusahaan beroprerasi dalam keragaman dan inklusi. Para pemimpin juga perlu memeriksa asumsi dan stereotip yang terbentuk dalam lingkungan kerja. Langkah-langkah ini perlu diikuti dengan perhatian berkelanjutan, analisa setiap perubahan dan dampaknya, serta membuat penyesuaian jika ada langkah yang kurang berhasil.
Memberikan kesempatan berpendapat dan menerima umpan balik yang setara
Setiap individu berupaya secara aktif untuk memberikan kesempatan bagi rekan-rekannya untuk berpendapat atau memberikan ide-ide mereka dalam forum dan ruang rapat. Sementara itu bagi perusahaan, diperlukan sistem manajemen kinerja yang memberikan umpan balik berdasarkan kinerja, bukan berdasarkan gender, ras, agama, dan lain sebagainya.
Jadikan perbedaan sebagai sumber belajar
Pahami perbedaan dari diskusi terbuka tentang bagaimana suatu kelompok membentuk pengalaman pekerja di dalam dan di luar organisasi. Peran pemimpin dalam langkah ini adalah membingkai pengalaman tersebut sebagai sumber ide untuk meningkatkan kinerja dan budaya organisasi.
Organisasi dengan budaya keragaman dan inklusif memberikan para pekerja ruang untuk menjalankan ide-ide mereka, melihat lebih banyak sudut pandang tentang suatu masalah, memberikan solusi yang lebih beragam, serta mampu memelihat potensi bias yang mungkin ada. Organisasi yang benar-benar menerapkan keragaman dan inklusi cenderung menikmati manfaat-manfaat berikut:
- Memiliki hasil keuangan yang baik
- Lebih inovatif
- Menarik kumpulan kandidat yang lebih beragam
- Memiliki karyawan yang lebih bahagia dan loyal
- Menunjukkan kinerja dan produktivitas yang lebih baik
Referensi:
Kamus. 2023. Pada KBBI Daring. Diambil 25 April 2023, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kamus
Getting serious about diversity: Enough already with the business case. (2020, November 1). Harvard Business Review. https://hbr.org/2020/11/getting-serious-about-diversity-enough-already-with-the-business-case
25 April 2023 | Tiara Tri Hapsari